Pada tahun 605 Masehi dinding Ka’bah mulai pecah-pecah, bangunannya rapuh, karena sebelumnya telah terjadi Banjir besar di Mekah[1], melihat kondisi Ka’bah semacam itu orang-orang Qurays hawatir jika sewaktu-waktu Ka’bah akan runtuh.
Biarpun demikian orang-orang Qurays masih bimbang dalam memberikan keputusan soal bagaimana nasib Ka’bah ini, apakah direnovasi atau membiarkannya sebagaimana adanya. Mereka takut kualat ketika merobohkan dinding-dinding Ka’bah untuk diganti dengan dinding baru.
Ilustrasi Gambar Pachomius Dan Rancangan Renovasi Pembangunan Ka'bah |
Berdasarkan musyawarah yang diselenggarakan para pembesar Qurays Mekah, akhirnya mereka sepakat akan merobohkan Ka’bah dan merenovasinya, mereka juga sepakat untuk tidak memasukan bahan-bahan bangunan yang berasal dari harta yang tidak baik, mereka tidak menerima masukan upah dari pelacur, jual beli dengan sistem riba, dan harta-harta yang diperoleh dari hasil merampok, merampas dan harta-harta yang tidak baik lainnya.
Kegiatan renovasi Ka’bah ini bukan kegiatan main-main, melainkan sebuah kegiatan pembangunan yang besar dizamannya, sekaligus juga penuh resiko, dikatakan beresiko karena 35 tahun sebelumnya telah terjadi peristiwa yang menggemparkan, dimana Raja Abrahah beserta ribuan tentaranya yang pernah menyerang Mekah dan berusaha menghancurkan Ka’bah terbunuh misterius ditengah-tengah perjalanan menuju Mekah[2].
Peristiwa itu tentu membuat pemimpin Qurays ketar-ketir untuk melakukan pembongkaran bangunan Ka’bah.
Rencana renovasi Ka’bah yang digagas para pemuka Qurays ini dirancang dengan matang, didahului dengan rapat-rapat khusus diantara pemimpin suku qurays, disusul dengan kegiatan pengumpulan dana, penentuan hari pelaksanaan pembangunan, penentuan orang-orang yang layak ikut membangun Ka’bah sampai pada pemilihan Arsitek (Ahli Bangunan) yang tepat untuk melakukan renovasi itu.
Orang-orang yang kiprahnya besar dalam peristiwa renovasi Ka’bah selepas ribuan tahun dibangun oleh Ibrahim As dan anaknya Ismail As ini adalah (1) Muhamad Bin Abdullah, (2) Al-Walid, (3) Abu Umayah, dan (4) Pachomius beliau ini seorang Eropa berkebangsaan Romawi.
Keempat-empatnya mempunyai peran yang sangat luar biasa dalam kelancaran renovasi pembangunan Ka’bah, sebab sebagaimana diketahui dalam sejarahnya renovasi Ka'bah yang pertama ini hampir mangkrak karena kekurangan dana dan perselisihan antar suku.
Adapun penjelasan mengenai peran dari ketiga tokoh di atas adalah sebagai berikut:
Muhamad bin Abdullah seorang pemuda yang diberi julukan si Jujur, kelak pemuda ini akan menjadi Nabi Akhir Zaman, kiprah beliau dalam kegiatan renovasi Ka'bah pada masa ini adalah berhasil melerai pertengkaran antar suku ketika peristiwa peletakan Hajar Aswad di salah satu sisi bangunan Ka’bah. Seandaianya tidak ada beliau maka sudah pasti Ka’bah waktu itu banjir darah setelah selesai di renovasi[3].
Abu Umayah bin al-Mugirah al-Makhzumi, seorang bijak yang menampilkan jalan keluar ketika suku Qurays saling hatam soal peristiwa peletakan Hajar Aswad ditempat asalnya, beliaulah yang mengusulkan agar Muhamad bin Abdullah dijadikan sebagai hakim atau penengah dalam peristiwa peletakan Hajar Aswad[4].
Al-Walid bin al-Mugirah al-Makhzumi adalah seorang pemberani yang rela jadi tumbal, kala itu tidak seorangpun yang mau menjadi orang yang pertama-tama merobohkan tembok Ka’bah, sebab takut kualat dan terjadi apa-apa pada diri mereka, Al-Walid lah orang yang pertama melakukan pembongkaran, beliau rela terjadi kutuk atau semacamnya, setelah orang-orang Qurasy melihat tidak terjadi apa-apa terhadap al-Walid selepas pembongkaran Ka’bah, kemudian yang lainpun akhirnya mau melakukan pembongkaran Ka’bah dan melakukan renovasi terhadapnya[5].
Pachomius yang mempunyai nama lain Baqum[6] adalah Arsitek (Ahli Bangunan) asal Romawi yang di sewa oleh orang-orang Qurasy untuk menangani proyek renovasi Ka’bah, tanpa beliau tentu Renovasi Pembangunan Ka’bah tidak akan berjalan professional, oleh karena itulah jasa beliau dalam renovasi Ka’bah ini sangat besar. Beliau diceritakan mampu melanjutkan pembangunan Ka'bah hingga selesai meakipun waktu itu desain perencanaan pembangunan berubah karena anggaran renovasi pembangunan Ka'bah menipis.
Catatan Kaki
[1] 5 Tahun sebelun Muhamad SAW Diangkat Menjadi Nabi
[2] Gubernur Abyssinia (Kekaisaran Ethiopia) yang telah berhasil menaklukan dan menjadi Raja Saba (Yaman) tahun 570 melakukan usaha Penaklukan Mekah
[3] Baca sejarah tentang Peletakan Hajar Aswad
[4] Syaifurahman,al-Mubarakfuri. 2008. Ar-Rahiq al-Mahtum Sirah Nabawiyah. Hlm 54
[5] Ibid
[6] Ibid
0 comments:
Post a Comment