Thursday, April 5, 2018

Sejarah Asal-Usul Ditemukanya Terasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kehancuran Kerajaan Sunda

Terasi, dipercayai berasal dari kata Asih yang diberi imbuhan ter, kata asih sendiri dalam bahasa Sunda bermaksud cinta, suka, dengan demikian maka jika kata asih diberi imbuhan ter (terasih) maka mempunyai makna yang sangat disukai. Terasih pada awalnya merupakan bumbu masakan (Penyedap Rasa) yang diciptakan oleh Pangeran Walangsungsang, beliau merupakan salah satu Pendiri Cirebon.

Dinamakan Terasih, karena pada waktu itu Raja Kerajaan Galuh (Kerajaan Sunda Timur) sangat menyukai sekali penyedap masakan ini, bahkan sang Raja Paham betul masakan yang telah dibumbui trasi atau tidak, maka tidak mengherankan jika pelayan Raja terkena imbas kemarahan sang Raja hanya gara-gara masakan yang diperuntukan kepada Raja tidak dibumbui terasi. Stok Terasih dalam Istana Kerajaan Galuh ini diambil dari upeti Cirebon yang waktu itu merupakan Negeri bawahan Kerajaan Sunda Galuh.

Tapi demikianlah kosakata bahasa, kadang berkurang dan bertambah seiring berlalunya Zaman. Kini kata terasih berubah menjadi Terasi. Terasi terbuat dari campuran garam, nasi dan udang rebon yang ditumbuk, setelah ditumbuk terasi kemudian dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang dibentuk bulat-bulat atau kotak untuk kemudian dikeringkan. Setelah kering barulah terasi dapat disandingkan untuk dipergunakan sebagai penyedap makanan, dicampurkan sebagai bumbu olahan daging-dagingan, ikan, sayur-mayur atau bahkan disertakan sebagai penyedap rasa dalam samabal.
Terasi Yang Telah di Bentuk Persegi
Dalam Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari diceritakan bahwa sebab-musabab marahnya Kerjaan Sunda Galuh terhadap Cirebon adalah penghentian pengiriman upeti dari Cirebon (Garam dan Trasi) terhadap Galuh. 

Naskah tersebut juga diperkuat oleh Naskah Mertasinga  yang menyatakan bahwa kemarahan Baginda Raja Galuh terhadap Cirebon memuncak setelah Cirebon secara sengaja menghentikan pengiriman upeti garam dan terasi, dan dijelaskan pula didalamnya bahwa tidak lama setelah peristiwa penghentian pengiriman upeti itu kemudian Galuh menyerang Cirebon secara besar-besaran. 

Hal tersebut adalah wajar, mengingat penghentian upeti yang dibayarkan oleh Cirebon bermaksud pembangkangan Cirebon terhadap pusat. Selain juga tentunya faktor kesukaan / keasihan sang Raja terhadap terasi. 

Perlu dipahami bahwa dalam kultur budaya Sunda waktu itu perdagangan kuliner dipecaya merupakan penyumbang terbesar devisa negara, sehingga dengan di embargonya Terasi oleh Cirebon menyebabkan kehancuran bisinis kuliner di Kerajaan Sunda. Hal ini wajar karena pada waktu itu Garam dan Terasi merupakan kunci dari kesedapan  sebuah olahan makanan terutamanya makanan pokok (Nasi dan lauk Pauknya). Ingat waktu itu tidak ada yang namanya Pecin apalagi Masako. Jadi Trasi pada waktu itu penyedap rasa andalan dijamanya. Tidak ada terasi maka sudah dapat dibayangkan bagaimana rasa masakan yang dihasilkan.

Dengan demikian maka dapatlah dipahami bahwa terdapat kaitan atau pengaruh terasi terhadap kelangusngan kerajaan Sunda, bermula dari matinya kegiatan ekonomi, khusunya bisnis kuliner, karena para penggemar maskan tidak lagi menaruh respon positif terhadap penjual-penjual makanan yang sudah tidak sedap lagi. dan pada nantinya lesunya ekonomi kerajaan Sunda karena matinya bisnis andalan rakyatnya ini kemudian pada nantinya mengurangi pendapatan pajak kerajaan, dan kalau sudah demikian maka dipastikan devisa Negara kemudian anjlog.

Maka kegiatan embargo terasi yang digelorakan Cirebon terhadap galuh ini pada nyatanya merupakan pembunuhan perlahan-lahan. Karena jika dimaknai secara jujur Terasi zaman itu kedudukannya sama percis dengan Minyak Bumi dalam zaman ini. Tidak ada minyak bumi tentunya menyebabkan kelumpuhan ekonomi suatu negara.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sejarah Asal-Usul Ditemukanya Terasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kehancuran Kerajaan Sunda

0 comments:

Post a Comment