Cangko adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. Desa ini dipercaya didirikan pada sekitar tahun 1900 an (abad ke 19). Tokoh yang disebut-sebut sebagai pendiri desa ini adalah Ki Rasijan. Seorag kharismatik yang dituakan.
Cangko menurut penuturan penduduk setempat berasal dari kata “Cangkol” yang mempunyai makna “tertambat/tersangkut”, akan tetapi karena pergeseran pelafalan pada kemudiannya kata “cangkol” lama kelamaan berubah menjadi “Cangko”. Adapun latar belakang diambilnya kata Cangko untuk menamai desa yang bersangkutan diakibatkan oleh suatu peristiwa yang terjadi di desa itu.
Secara geografis, Cangko merupakan desa yang terletak di bantaran sungai Cimanuk, maka dengan demikian masyarakat yang mendiami desa itu dari dulu memang sudah akrab dengan perahu atau orang Indramayu biasa menyebutnya dengan sebutan “Jukung”.
Pada mulanya jukung-jukung di cangko terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa, sehingga bisa dijadikan alat transportasi sungai. Jukung jenis ini dalam masyarakat Indramayu disebut “getek”, selain sebagai alat transportasi penduduk untuk melewati sungai. Getek juga pada mulanya digunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan hidup, semisal padi, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Getek/Rakit |
Seiring meningkatnya ekonomi penduduk, Getek kemudian ditinggalkan, dan masyarakat akhirnya kemudian membuat Jukung dari bahan-bahan yang lebih baik, yaitu kayu yang terpilih. Sehingga kegiatan transportasi sungai dan kegiatan pemindahan barang kebutuhan penduduk menjadi efektif.
Banyaknya perahu-prahu yang digunakan oleh masyarakat Cangko ini dahulu merupakan pemandangan yang menarik, sebab biasanya masyarakat kalau sudah tidak menggunakan prarahu, mereka biasanya menambatkan prahu-prahu itu ditepi sungai. Penambatan prahu-prahu ditepi sungai inilah yang diseput “Cangkol” dan untuk kemudian karena saking banyaknya perahu yang di cangkolkan diderah itu,maka untuk kemudiannya daerah itu dinamakan Cangko atau Cangkol.
Meskipun demikan ada juga yang berpendapat bahwa, kata Cangkol muncul berkenaan dengan musim penghujan, pada musim penghujan biasaya debit air sungai Cimanuk meningkat, kalau sudah demikian maka biasanya aliran sungainya sangat deras sekali, derasnya aliran sungai ini kadang menghantam Getek-Getek (Rakit) atau Jukung (Perahu) yang ditambatkan, sehingga banyak diantara getek-getek tersebut hanyut, meskipun hanyut getek-getek ini pada kemudiannya tersangkut juga diseuatu tempat tertentu, para pemilik getek/jukung yang beruntung karena geteknya masih selamat tidak terbawa derasnya air, pada umumnya berteriak-teriak “geteke nyangkol…..nyangkol…!!” atau, “geteke ke cangkol- keecangkol…!!!”, atau “geteke cangkol-cangkol…!!!”. Sehingga kemudian karena ucapan tersebut dirasa unik, maka kemudian desa yang belum bernama itu kemudian dinamakan “Cangko” yang asalnya dari kata Cangkol.
Baca Juga Sejarah Desa Lainnya Di : Sejarah Desa-Desa Di Kab Indramayu Jawa Barat
0 comments:
Post a Comment